Suatu siang, saat saya bersama balita saya pulang dari berbelanja sayur di warung dekat rumah, saya melihat bu Pujo sebut saja begitu, sedang naik sepeda menuju arah berlawanan dengan saya..
Ketika kami berpapasan, maksud hati ingin menyapa ( belajar menjadi tetangga yang ramah), eeee tiba-tiba bu Pujo melengos entah kenapa. Pura-pura gak tau, atau mungkin otot lehernya tiba-tiba ketarik saya juga kurang tahu..
Tapi buat saya, ya sudah lah mungkin dia lagi gak mood atau bener-bener tidak tau kalau saya lewat..
Toh selama ini saya merasa gak ada masalah sama dia..
Saya termasuk orang baru di sini, dan baru satu tahun menempati rumah yang saya tinggali sekarang, jadi belum banyak kenal dengan orang-orang di desa ini..
Lain lagi dengan bu Hendro yang seorang guru SD. Tiap kali saya berusaha mau menyapa, dia selalu membuang muka,.. Saya pun terpaksa harus menanggung kecewa karena dia tidak menimpali sapaan saya. Tapi akhirnya, saya bosan sendiri. Lagi-lagi karena saya berpikir tidak pernah interaksi sama dia, dan saya merasa tidak punya salah sama dia. Yaaa, sutralllahhh..
Saya sejak saat itu saya bersikap ''merasa tidak mengenalnya''.
Awalnya sich, saya berniat untuk menyapa karena saya tau bu Hendro adalah warga satu desa dengan saya. Tapi melihat respon beliau yang selalu seperti itu, saya jadi mengurungkan niat untuk menyapa jika bertemu beliau.
Sampai suatu ketika, saat kita secara kebetulan berada dalam satu warung, bu Hendro malah salting.. Lho kok.??
Begitu tau saya ada di dalam warung, b. Hendro malah balik keluar warung dan menunggu di luar warung.. Nunggu saya keluar mungkin..
Pas saya keluar warung, saya sempatkan menyapa ' monggo bu'..
Dia pun sedikit tersenyum..
Dalam hati saya, mengapa sampai segitunya, toh yang rugi juga dia sendiri, jadi gak enak dan salting setiap ketemu saya..
Hehehe GR banget..
Suatu saat, saya tidak menduga ketika saya dipertemukan lagi dengan b. Hendro dengan situasi yang memaksa. Bagaimana tidak, kita bersebelahan tempat duduk dalam suatu acara walimahan. Dari situ pula, akhirnya saya tau kenapa selama ini bu. Hendro bersikap seperti itu, dan alasannya sangat tidak masuk akal..
Hhhhmmmm, rasa rasanya saya memang harus memberikan toleransi yang teramat sangat pada beliau atas sikapnya itu..
Saya hanya berdoa, semoga saya tidak mempunyai sifat seperti beliau..
Bagi saya, saya tidak ambil pusing dan no comment kalau ada orang tipe b. Pujo ataupun b. Hendro.. Prinsip saya adalah tetap baik sama semua orang terlepas orang tersebut suka atau tidak suka dengan saya. Kita juga tidak bisa memaksa mereka semua harus suka dengan kita. Itu pilihan dan hak mereka.
Bukan begitu teman-teman?
KEEP smilE aja decchh....

Tidak ada komentar:
Posting Komentar