Sebenarnya saya ingin mencoba beberapa resep baru untuk mengisi hari - hari saya. Namun Nindy selalu minta ditemani di setiap aktivitasnya. Akhirnya, kegiatan saya sehari - hari cuma tidur - tiduran, mainan dan lihat tv. Wah, hari-hari yang membosankan dan tidak produktif.. Hehehe...
Mengingat kondisi Nindy yang kurang baik akhir - akhir ini, maka saya putuskan untuk mengajaknya bersekolah. Selain itu, usia Nindy yang sudah tiga setengah tahun, dan di lingkungan kami tidak ada anak yang seumuran dengan dia, maka saya memantapkan hati untuk menyekolahkannya di play group. Hanya untuk melatih cara bersosialisasinya Nindy.
Nindy termasuk anak yang pemalu, kadang juga takut jika berada di dalam keramaian dan harus bertemu banyak orang. Dia sepertinya tidak nyaman dalam situasi tersebut.
Awalnya, saya mengatakan pada Nindy akan mengajaknya bermain di sekolah. Sesampainya di sekolah, dia senang sekali karena ada banyak arena bermain di sana. Setelah puas bermain, saya ajak dia untuk melihat kegiatan di dalam kelas yang nantinya akan menjadi kelasnya Nindy. Waktu itu, kami hanya duduk di pinggir dan hanya melihat teman - teman play groupnya beraktivitas. Setelah bosan , dia minta pulang dan saya pun menurutinya. Bagi saya perkenalan sekolah untuk hari ini sudah cukup. Walaupun cuma sebentar, sepertinya dia senang berada di sekolah ini. Terbukti saat ditelepon abinya dari kantor dia sangat antusias bercerita tentang sekolahnya.
Keesokan harinya / hari kedua bersekolah, Nindy masih malu dan takut ketika dia saya minta bergabung bermain bersama teman - temannya. Dia pun meminta untuk pulang lebih awal dari teman - temannya. Akhirnya saya turuti lagi keinginannya..
Hari ketiga bersekolah, situasinya masih sama, hanya saja dia sudah mau beraktivitas dengan temannya walaupun harus saya tunggui di dekatnya.
Hari keempat bersekolah, sang ustadzah meminta saya untuk meninggalkan dia walalupun dia akan menangis. Nindy akan di handle ustadzahnya dan sayapun diminta pulang saja.
Ada rasa tidak tega juga, meninggalkan Nindy disaat dia menangis kencang. Namun itu semua demi kemandirian dia. Apa boleh buat, sayapun akhirnya meninggalkan Nindy di sekolah. Saat waktunya pulang sekolah, ketika saya menjemputnya, ternyata sudah tidak ada lagi tangisan, hanya wajah datar yang ditunjukkannya pada saya. Hiks. Namun, setelah saya bertanya kepada ustadzahnya, tadi Nindy nagisnya tidak lama, setelah itu mau bergabung dan beraktivitas dengan temannya. Lega juga mendengar cerita ustadzahnya..
Sesampainya di rumah, saya terus memotivasi dan membesarkan hatinya. Saya terus menghujaninya dengan pujian dan kata - kata semangat. Tadi hebat lho, sekolahnya sudah tidak ditunggui, pinter sekali.. Begitu kata saya kepada Nindy.
Keesokan harinya, tepatnya hari kelima Nindy bersekolah, dia bersedia untuk saya tinggal ketika belajar. Saya bilang, Nindy kan hebat, nanti sekolah diantar umi, terus ditinggal ya.? Waktu pulang, dijemput lagi. Dan Nindy pun mengiyakan. Aahh betapa senangnya hatiku.
Sekarang, memasuki hari ke delapan Nindy sekolah, dia selalu saya antar dan saya tinggal pulang. Diapun melakukannya dengan senang hati dan tanpa air mata..
Semenjak sekolah, Nindy sudah tidak terlalu malu dan takut jika harus berhadapan dengan banyak orang. Benar - benar perubahan yang signifikan, drastis malah. Seperti kemarin, ketika Nindy minta untuk ditinggal bermain di rumah sepupunya tanpa harus saya tunggui. Padahal sebelumnya belum pernah dia melakukan hal itu. Jangankan ditinggal sendiri, berkunjung ke rumah sepupunya saja selalu tak pernah lama.
Alhamdulillah, semua ini adalah nikmat dan kehendak Alloh.. Terima kasih untuk sekolah dan ustadzahnya Nindy, karena dengan bantuannya, Nindy menjadi anak yang pemberani sekarang. Terima kasih juga untuk abi yang selalu bersedia membantu umi mendampingi perkembangan Nindy. We proud of you Nindy. Semoga menjadi penyejuk hati orang tuamu..
Keceriaan di pagi hari..
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away "Saat Tumbuh Kembang Balitaku http://www.lavendergrass.blogspot.com/2014/11/give-away-saat-tumbuh-kembang-balitaku_18.html".

Memang perlu ada sedikit rasa "tega" untuk mendidik anak kita menjadi lebih mandiri ya mbak...
BalasHapusTerimakasih sdh berbagi cerita ttg Nindy yg cantik utk meramaikan GA sya...
Peluk cium yg eratttttt utk Nindy yaaaa,,,,
Tega yang berbuah manis ya mbak.. Salam hangat dari kita.. :-)
BalasHapusSalam kenal Kakak Nindy :)
BalasHapusSalam kenal juga :-)
BalasHapus