MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Untuk tugas di matrikulasi IIP dari minggu ke minggu selalu ada tantangan yang baru dan semua tentunya membutuhkan pemikiran ekstra di tengah kesibukan kita sebagai emak rempong. hehehe. Namun saya harus bertekad untuk bisa menghadapinya..
Di pekan ke 3 ini tema yang diangkat yaitu tentang Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah..
Untuk membangun peradaban memang tidaklah mudah dan harus diawali dari lingkup yang kecil yaitu keluarga. Dan di sini kita sebagai orang tualah yang memulainya. Suami istri adalah partner yang harus saling bantu dan support supaya visi misi keluarga tersebut dapat tercapai.
- Membuat surat cinta untuk suami bukanlah merupakan hal baru bagi saya. Biasanya, di momen - momen tertentu saya juga memberinya surat cinta ungkapan isi hati. Mungkin karena saya tipe visual jadi lebih suka mengungkapkan perasaan lewat tulisan. Kemarin sempat bingung juga mau menulis surat cinta yang seperti apa ? Saya sempat berfikir jika menulis surat cinta dengan tulisan tangan itu sudah biasa dan feelnya kurang dapet. Jadilah kemarin siang saya membuat surat cinta via whatsapp yang menurut saya lebih dapat feelnya karena didukung adanya gambar emoticon dan ketika dibaca akan jadi beda responnya. Walaupun saya tidak dapat melihat secara langsung bagaimana reaksi beliau saat membaca surat, tapi karena ini bukan yang pertama kalinya jadi saya sudah punya gambaran bagaimana reaksinya. Namun saya tak lupa menanyakan bagaimana reaksi beliau setelah membaca isi suratnya. Menurut suami, surat cinta yang saya buat kali ini lebih cetar katanya. Lebih mengena dan menyentuh perasaan. Suami bilang surat cinta saya kali ini akan disimpan di lubuk hati terdalamnya dan juga akan disimpan via google drive di scure spacenya... hehhe bisa - bisa saja. Bagi saya surat cinta kali ini dapat menambah kesuburan taman cinta keluarga kami dan juga akan semakin menguatkan ikatannya..
- Alhamdulillah kami dikaruniai seorang putri berusia 5 tahun 5 bulan yang bernama Nindy. Sekarang ananda sudah duduk di bangku TK A. Saya mencoba berusaha memahami bahwa semua anak itu hebat dan unik. Semua anak pasti punya potensi dan kelebihannya masing - masing. Sejauh ini yang saya lihat dari anak kami, dia adalah anak yang cenderung manis, sopan, tahu aturan, mudah diberi masukan walaupun kadang juga kritis. Dia adalah tipe anak yang cenderung akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Apalagi kalau sudah tertarik dengan bidang tertentu, maka dia dengan senang hati mendalaminya. Nindy adalah anak yang cenderung mudah untuk diajari hal baru terutama di bidang matematika dan belajar mengaji. MaashaAlloh.. Kemampuannya dalam dua bidang tersebut sependek pengetahuan saya sudah selangkah lebih maju dari anak - anak sebayanya. Tabarokalloh..
- Sedangkan untuk memahami potensi diri rupanya saya agak mengalami kesulitan karena merasa tidak mempunyai bakat atau potensi yang menonjol. Semuanya datar, sesuai rata - rata saja. Berorganisasi, memasak, menjahit atau apalah menurut saya masih di bawah rata - rata. Namun setelah merenung dan mencari - cari mungkin potensi saya adalah menjadikan anak dari zero to hero. Dulu sebelum saya memutuskan untuk menjadi irt profesi saya adalah seorang guru SMP. Pada waktu itu ada anakyang datang menemui saya dan mengatakan bahwa dia ingin mengikuti lomba di mapel yang saya ajarkan. Dan sayapun bilang, oke semua boleh ikut termasuk kamu. Tapi kamu harus sungguh - sungguh dan pantang menyerah. Dan saya akan mengetes apakah kamu layak ikut lomba atau tidak. Datanglah ke saya jika menemui kesulitan belajar. Begitu kata saya pada si murid tadi. Pada waktu itu ada teman guru yang mencibir saya bahwa mengapa saya memberinya kesempatan dan angin segar pada si murid tersebut. Karena menurut teman guru saya tadi yang notabene guru SD dia (SD dan SMP satu yayasan) anak tersebut tidaklah jago dalam hal hitungan, namun lebih menonjol ke bahasa. Pada waktu itu saya cuma berkata tidak ada salahnya bu, memberi kesempatan dan biarkan dia membuktikan keseriusannya. Berkat keuletan, kerja keras dan semangat, akhirnya si murid tadi menunjukkan ke semua orang bahwa dia mampu. Dan dia jugalah yang sering menang di perlombaan yang akhirnya sempat membawanya bertarung di tingkat provinsi. Hal ini yang akhirnya membuat semua orang termasuk guru-guru SD nya dulu heran, ternyata anak ini bisa dan mampu. Hal serupa juga pernah saya terapkan ke adik saya yang kala itu kelas 6 SD. Dimana dulunya dia anak yang biasa saja, di bawah rata - rata malahan. Tapi setelah saya bimbing dan arahkan prestasinya perlahan naik hingga medapatkan hasil yang bagus ketika ujian akhir sekolah.
- Saya kebetulan tinggal di suatu desa yang taraf pendidikannya masih rendah, sehingga pola pikirnya pun juga kurang visioner dan cenderung menurut dengan apa yang telah diajarkan para pendahulunya. Banyak diantara mereka berfikir bahwa apa yang dilakukannya saat ini adalah benar karena memang begitulah yang telah diajarkan oleh orang tua mereka dahulu. Karena dengan seperti itu maka dia akan selamat dan tidak kualat karena sudah sesuai dengan apa yang diajarkan pendahulunya. Misalnya ketika ada kelahiran atau kematian, selalu ada acara di hari ke tiga, tujuh dll. Pada bulan As-syura juga seperti itu, ada tradisi ngitung batih dan masih banyak lagi ritual - ritual yang menurut saya kurang sesuai dengan syariat islam. Islam bagi warga desa sini hanya sebatas melakukan sholat puasa zakat naik haji, namun tidak terpancar di kehidupan sehari- hari. Kebanyakan warga sini menganggap sudah benar dan bangga ketika anak - anaknya disekolahkan di sekolah yang berlabel islam. Namun pada kenyataannya, di dalam kehidupannya kurang terpancar nilai - nilai keislamannya. Dimana jilbab dianggap hanya sebagai assesoris dan fashion, pergaulan antara laki - laki perempuan yang kadang kelewat batas dan melakukan ritual - ritual yang tidak ada tuntunannya dalam islam. Oleh karena itu, mungkinmaksud Alloh menempatkan keluarga saya di sini paling tidak memberikan dapat sedikit memberikan warna baru, bagaimana seharusnya berislam (walaupun saya juga belum sempurna dan masih banyak kekurangan), paling tidak untuk masalah yang paling mendasar bisa dijadikan contoh. Wallohua'lam bishowab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar